Perbandingan Artikel yang dianalisis dengan 30 Artikel Yang lain
Nama : Muhammad Rafi Arhab
NPM : 202246500692
Kelas : R3I
Mata Kuliah : Filsafat Seni
Dosen : Dr.Sn. Angga Kusuma Dawami M. Sn.
Perbandingan 30 Artikel
Dengan menentukan Objek, Teori, Analisis dan Kesimpulan.
- ANALISIS SEMIOTIKA DALAM FILM DUA GARIS BIRU
Objek : Film "Dua Garis Biru" karya Gina S. Noer.
Teori/Pendekatan : Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika
untuk menganalisis tanda-tanda dan makna-makna yang tersembunyi dalam film. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk memahami pesan-pesan yang tersirat melalui elemen-elemen film.
Analisis :
Sepuluh elemen semiotika dalam film diidentifikasi dan dianalisis, termasuk buah stroberi, ondel-ondel, kerang, dan elemen-elemen lainnya. Interpretasi dilakukan dengan merinci makna-makna yang terkandung dalam setiap elemen, terutama terkait dengan pesan edukasi seks dan pandangan terhadap pernikahan dini.
Kesimpulan :
Film "Dua Garis Biru" diinterpretasikan sebagai sarana edukasi seks yang memberikan pesan tentang pentingnya pendidikan seks sedini mungkin. Selain itu, film ini juga membuka ruang diskusi tentang pernikahan dini, sebuah topik yang masih dianggap tabu di masyarakat Indonesia. Artikel ini juga memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana film dapat menjadi alat untuk menyampaikan pesan-pesan sosial dan edukatif kepada penonton.
1. ANALISIS SEMIOTIKA PADA FILM LASKAR PELANGI
http://e-journal.potensi-utama.ac.id/ojs/index.php/PROPORSI/article/view/497
Objek : Film Laskar Pelangi
Teori/Pendekatan : Semiotika Charles sanders
Mengeluarkan kerangka konseptual yang mengkaji tanda-tanda dan makna dalam komunikasi. Pierce mengidentifikasi tiga jenis tanda: ikon, indeks, dan simbol. Menurutnya, tanda-tanda ini membentuk tata bahasa yang membantu kita memahami dunia. Semiotika Pierce memberikan wawasan tentang bagaimana tanda-tanda menciptakan makna dalam komunikasi dan membentuk pemahaman terhadap realitas.
Analisis :
Hasil penelitian ini focus terhadap berbagai simbol yang muncul dalam film dilakukan dengan memperhatikan bagaimana simbol-simbol tersebut menjadi indikator sosial. Dengan menggunakan pendekatan estetis, mengkaji makna dan nilai yang terkandung dalam setiap simbol, serta cara simbol tersebut menyampaikan pesan mengenai batasan, karakter, persahabatan, keluarga, dan pendidikan.
Kesimpulan :
Film Laskar Pelangi secara estetika menggambarkan realitas sosial melalui ikon-ikon yang diungkapkan. Pemaknaan ini memberikan kontribusi pada pemahaman keterbatasan materi, nilai-nilai budi pekerti, pendidikan, dan pertemanan pada waktu itu.
Perbandingan :
Sedangkan Artikel saya membahas film dua garis biru dengan teori semiotika oleh Roland Barthes. Metode Penelitian kualitatif, yang mana menjabarkan permasalahan dengan menggunakan kata-kata secara deskriptif. mengeksplorasi tanda-tanda yang berkaitan dengan isu-isu sosial tertentu, artikel ini fokus pada ikon-ikon yang mencerminkan realitas sosial pada era dan lokasi yang berbeda. Tapi untuk tujuannya sama dengan artikel ini yaitu memahami pesan yang disampaikan dari sebuah film.
2. ANALISIS SEMIOTIKA DAN PESAN MORAL PADA FILM IMPERFECT 2019 KARYA ERNEST PRAKASA
http://ejurnal.universitaskarimun.ac.id/index.php/ILKOM/article/view/199
Objek : Film Imperfect
Teori/Pendekatan : Semiotika Charles sanders
digunakan untuk menganalisis makna dalam film, dengan tambahan konsep pesan moral menurut Burhan Nurgiyantoro. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif
Analisis :
Menggunakan dimensi Ikon, Indeks, dan Simbol dalam teori semiotika untuk menganalisis representasi tokoh, adegan, dan makna yang terkandung dalam film. Selain itu, konsep pesan moral digunakan untuk mengeksplorasi nilai-nilai moral yang disampaikan melalui narasi film.
Kesimpulan :
Film Imperfect merepresentasikan makna melalui tokoh, adegan, dan simbol, memperlihatkan perjuangan Rara dalam menghadapi bully dan body shaming. Pesan moral yang disampaikan termasuk menghargai fisik yang diberikan Tuhan, mencintai diri sendiri, dan menolak untuk mengomentari atau menghina fisik orang lain
Perbandingan :
Sedangkan Artikel saya juga membahas film dua garis biru dengan teori semiotika oleh Roland Barthes. Metode Penelitian kualitatif, yang mana menjabarkan permasalahan dengan menggunakan kata-kata secara deskriptif. untuk tujuan atau rumusan masalah yang sama dengan artikel ini yaitu memahami pesan yang disampaikan dari sebuah film.
3. ANALISIS VISUAL GAME ANGRY BIRDS
https://www.proceeding.unindra.ac.id/index.php/sinastra/article/view/6073
Objek : Game Angry Birds
Teori/Pendekatan : Clive bell dan Roger Fry
Menekankan pandangan formalis bahwa suatu karya seni dianggap indah jika memiliki bentuk bermakna yang mampu membangkitkan emosi pemirsanya.
Analisis :
Penelitian ini fokus pada penyajian visual game Angry Birds, dengan memperhatikan elemen visual yang meningkatkan daya tarik dan interaktivitas game. Penelitian menunjukkan bahwa aspek visual memainkan peran penting dalam menciptakan pengalaman yang menarik dan menantang bagi para pemain.
Kesimpulan :
Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa grafik game dipengaruhi oleh banyak aspek yang membuatnya menarik dan interaktif. Sayangnya banyak orang yang tidak memperhatikan aspek permainan namun hanya fokus pada misi memenangkan permainan.
Perbandingan :
Sedangkan artikel yang saya analisis yaitu Film Dua Garis Biru mengeksplorasi aspek sosial dari narasi film, artikel ini berfokus pada elemen visual yang menciptakan pengalaman estetika game. Perbandingan dapat dilakukan dengan mengamati bagaimana kedua artikel tersebut menggunakan teori yang berbeda untuk membahas topik yang diteliti.
4. SENI LUKIS VISUAL KORAN KARYA BUDI “UBRUX” HARYONO
http://repository.isi-ska.ac.id/98/
Objek : Seni Lukis Visual Koran
Teori/Pendekatan : Clive bell
difokuskan pada eksplorasi realisme sosial dalam karya seni lukis, terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial, politik, dan budaya.
Analisis :
Pendekatan teori bentuk Clive Bell digunakan untuk menganalisis seni lukis visual koran Budi "Ubrux" Haryono. Karya-karya ini menekankan tema-tema yang mencerminkan lapisan kehidupan masyarakat dan mengkritisi fenomena sekitarnya, terutama dampak globalisasi informasi. Analisis juga mencakup teknis realis yang digunakan dalam pengerjaan karya seni lukis visual koran.
Kesimpulan :
Artikel ini fokus pada seni lukis visual koran dengan pendekatan teori bentuk. . Artikel ini menyoroti eksplorasi seni lukis sebagai bentuk pertanggungjawaban seniman terhadap masyarakat
Perbandingan :
Sedangkan artikel saya yaitu film dua garis biru dari teori saja sudah beda menggunakan teori yang berbeda untuk objek kajiannya, dimana artikel saya lebih menyoroti representasi sosial dalam narasi film.
5. ANALISIS TEORI SEMIOTIKA ROLAND BARTHES DALAM FILM MIRACLE IN CELL 7 Versi Indonesia
https://journal.undiknas.ac.id/index.php/commusty/article/view/4082
Objek :Film Miracle in Cell 7
Teori/Pendekatan : Teori Semiotika Roland Barthes
Penekanan pada interpretasi tanda-tanda dalam film sebagai bentuk bahasa visual. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan paradigma interpretif.
Analisis :
Penggunaan teori semiotika untuk menganalisis berbagai tanda dalam film, seperti dialog, gerak tubuh, ekspresi wajah, dan pengaturan gambar bergerak, dengan fokus pada bagaimana karakter Bapak Dodo menyampaikan pesan dan ekspresi komunikasi melalui keterbatasannya.
Kesimpulan :
Artikel ini fokus pada ekspresi komunikasi visual karakter dalam konteks keterbatasan mental dan hukuman mati. Artikel ini menyoroti keunikan cara ekspresi komunikasi karakter dalam film.
Perbandingan :
Begitu pula Artikel saya juga membahas film dua garis biru dengan teori semiotika oleh Roland Barthes. Untuk tujuan atau rumusan masalah yang sama dengan artikel ini yaitu memahami pesan yang disampaikan dari sebuah film. Hanya saja artikel saya menyoroti representasi sosial dalam narasi film.
6. ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM FILM “NANTI KITA CERITA TENTANG HARI INI” Karya Angga Dwimas Sasongko
https://journal.amikveteran.ac.id/index.php/Khatulistiwa/article/view/496
Objek : Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini
Teori/Pendekatan : Deskriptif
Teori tindak tutur ekspresif dalam pragmatik, dengan fokus pada evaluasi dan makna tuturan yang mencakup memuji, mengucapkan terima kasih, mengkritik, mengeluh, menyalahkan, mengucapkan selamat, dan menyanjung
Analisis :
Penggunaan metode deskriptif kualitatif dengan teknik simak, sadap, simak bebas libat cakap, dan catat untuk menguraikan jenis-jenis tindak tutur ekspresif yang ditemukan dalam dialog dan tuturan karakter dalam film.
Kesimpulan :
Artikel ini, berfokus pada analisis tindak tutur ekspresif dalam film. Artikel ini menyoroti tindak tutur karakter dalam konteks dialog. Mengandung berbagai jenis tindak tutur ekspresif, memberikan gambaran kompleksitas interaksi komunikatif antar karakter dalam berbagai situasi.
Perbandingan :
Sedangkan dengan artikel saya mennggunakan teori yang berbeda dalam memahami yang dikaji. Artikel film nkcthi tindak tutur ekspresif sedangkan artikel saya menyoroti representasi.
7. ANALISIS FILM “MENCURI RADEN SALEH”
https://journal.nabest.id/index.php/jcd/article/view/157
Objek : Film Mencuri Raden Saleh
Teori/Pendekatan : Semiotika
Dengan menggunakan teori Umberto Eco, khususnya tanda, makna dan interpretasi.Fokus penelitiannya adalah representasi peran ayah dalam interaksi ayah-anak dengan menggunakan metode dekonstruktif.
Analisis :
Dengan menggunakan metode dekonstruktif, penelitian ini mengkaji berbagai makna penggambaran peran ayah dalam film, antara lain nilai-nilai budaya dari ketidakpuasan terhadap pemimpin, sindrom pasca kekuasaan, dan dominasi laki-laki dewasa dalam gaya komunikasi
Kesimpulan :
Menampilkan berbagai pemaknaan fenomena Ayah Pahlawan dan menunjukkan keterikatan nilai-nilai budaya , ketidakpuasan terhadap pemimpin, post-power syndrome dan dominasi laki-laki dewasa dalam berkomunikasi. Artikel ini merinci bagaimana peran sebagai ayah digambarkan dalam film.
Perbandingan :
Untuk tujuan atau rumusan masalah yang sama dengan artikel yang saya analisis yaitu memahami pesan yang disampaikan dari sebuah film. Hanya saja artikel saya menyoroti representasi sosial dalam narasi film.
8. ANALISIS VISUAL POSTER PERTUNJUKAN TEATER SUNDA KIWARI
https://www.academia.edu/download/77452207/554-1025-1-SM.pdf
Objek : Poster Pertunjukan Teater Sunda Kiwari
Teori/Pendekatan : deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif.
Analisis :
Penelitian mengungkapkan strategi perencanaan dipengaruhi oleh biaya anggaran dan ketersediaan waktu produksi, teknik produksi menggunakan sablon dengan proses transfer dan karakteristik visual poster seperti gaya ilustrasi simbolik, dominasi garis lengkung dan siluet, tipografi dan keterbacaan . dan keterbacaan, meskipun koherensi dan proporsi anatomi hurufnya cacat. Tata letak poster menggunakan keseimbangan simetris.
Kesimpulan :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa poster sebagai sarana komunikasi visual dalam pertunjukan teater mempunyai ciri-ciri tertentu yang dipengaruhi oleh faktor anggaran dan waktu produksi. Gaya ilustrasi, tipografi, dan tata letak poster menjadi ciri khas pertunjukan Teater Sunda Kiwari.
Perbandingan :
Perbandingannya dengan artikel yang saya analisis, Artikel ini menyoroti karakteristik visual dalam konteks teater, sedangkan artikel sebelumnya mungkin menyoroti aspek-aspek semiotika dalam narasi film.
9. ANALISIS FILM ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI
https://eprints.upnyk.ac.id/2852/
Objek : Film Alangkah Lucunya Negeri ini
Teori/Pendekatan : Pendekatan semiotika
Mengungkap makna simbolis dan pesan moral yang terkandung dalam kritik satirnya. Fokus pada analisis simbol dan tanda-tanda dalam film.
Analisis :
Mengidentifikasi simbol-simbol dan tanda-tanda yang digunakan dalam film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” untuk mengungkapkan pesan moralnya, khususnya mengenai pendidikan, pengangguran, kehidupan jalanan, dan kritik terhadap penguasa.
Kesimpulan :
Meskipun bergenre komedi, film ini menyampaikan pesan moral yang mendalam tentang berbagai persoalan penting dalam kehidupan bangsa Indonesia. Tulisan ini menunjukkan bahwa film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” tidak hanya bergenre komedi, namun juga penuh kritik satir yang menggugah kesadaran masyarakat terhadap realitas sosial.
Perbandingan :
Begitu pula Artikel saya juga membahas film dua garis biru dengan teori semiotika oleh Roland Barthes. Untuk tujuan atau rumusan masalah yang sama dengan artikel ini yaitu memahami pesan yang disampaikan dari sebuah film. Hanya saja artikel saya menyoroti representasi sosial dalam narasi film.
10. ANALISIS FAKTOR PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI KOTA MEDAN
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/AN-NUR/article/view/7136
Objek : Perilaku Seksual Remaja Di Kota Medan
Teori/Pendekatan : Pendekatan cross-sectional dan Metode kuesioner
Analisis :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar remaja di Kota Medan mengaku pernah berpacaran (81,5%) dan melakukan aktivitas seksual (100%). Faktor-faktor seperti tinggal di rumah kost dan memiliki uang saku di atas Rp500.000/bulan juga diidentifikasi sebagai berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja.
Kesimpulan :
Perilaku seksual remaja di Kota Medan menunjukkan tingginya tingkat aktivitas seksual, yang dapat mengakibatkan berbagai masalah seperti seks bebas, upaya aborsi, pernikahan dini, dan kehamilan tidak diinginkan. Faktor lingkungan, seperti tinggal di rumah kost dan tingkat uang saku, juga memainkan peran penting dalam membentuk perilaku ini. Pengawasan dan pengendalian yang kurang dari orang tua terhadap remaja yang tinggal di rumah kost menjadi salah satu penyebab.
Perbandingan :
Perbandingannya Artikel yang saya analisis dengan Artikel ini yang dimana menggunakan pendekatan cross-sectional, dapat dibandingkan dengan artikel saya yang menggunakan teori semiotika untuk menganalisis tanda-tanda sosial dalam film "Dua Garis Biru". Artikel ini menyoroti perilaku seksual remaja dalam konteks nyata, sedangkan artikel saya mungkin menyoroti aspek-aspek semiotika dalam narasi film.
11. ANALISIS DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOLUHUR KECAMATAN GODEAN YOGYAKARTA
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/2102
Objek : Dampak pernikahan dini pada remaja putri di Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Yogyakarta.
Teori/Pendekatan : Pendekatan penelitian kualitatif
Digunakan untuk menggali pemahaman mendalam tentang dampak pernikahan dini. Teori dan pendekatan kesehatan reproduksi, psikologi, dan sosial mungkin relevan dengan konteks penelitian ini.
Analisis :
Analisis data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Dampak pernikahan dini dibagi menjadi aspek sosial, psikologi, dan kesehatan pada remaja putri dan anak. Faktor penyebab pernikahan dini juga diidentifikasi.
Kesimpulan :
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pernikahan dini pada remaja putri di Desa Sidoluhur memiliki dampak signifikan terutama dalam aspek sosial, psikologi, dan kesehatan. Faktor penyebab melibatkan pergaulan bebas, ekonomi, keinginan sendiri, dan budaya. Pernikahan dini dapat menghambat pencapaian cita-cita dan memberikan risiko kesehatan pada ibu dan anak.
Perbandingan :
Artikel ini, yang menggunakan pendekatan kualitatif untuk menganalisis dampak pernikahan dini pada remaja putri, dapat dibandingkan dengan artikel saya yang menggunakan teori semiotika untuk menganalisis tanda-tanda sosial dalam film "Dua Garis Biru".
12. DAMPAK PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP KONDISI EMOSI ANAK USIA 6-12 TAHUN
https://ummaspul.e-journal.id/JENFOL/article/view/402
Objek : Dampak perceraian orang tua terhadap kondisi emosi anak usia 6-12 tahun.
Teori/Pendekatan : Pendekatan kualitatif
Penelitian ini fokus pada kajian pustaka. Teori perkembangan anak, psikologi, dan sosiologi dapat digunakan sebagai dasar untuk memahami dampak perceraian orang tua pada kondisi emosi anak.
Analisis :
Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif kualitatif melalui triangulasi data, dengan merinci dampak positif dan negatif pada kondisi emosi anak usia 6-12 tahun setelah perceraian orang tua.
Kesimpulan :
Penelitian ini menyimpulkan bahwa perceraian orang tua memiliki dampak yang signifikan pada kondisi emosi anak usia 6-12 tahun. Dampaknya bisa bersifat negatif, seperti perilaku agresif atau sosial yang sulit, dan juga dapat bersifat positif tergantung pada konteks dan dukungan yang diberikan kepada anak.
Perbandingan :
Sedangkan artikel saya yaitu “Dua Garis Biru” yang menggunakan teori semiotika untuk menyampaikan pesan sosial dalam analisis film. Meskipun konteksnya berbeda, perbandingan dapat memberikan wawasan mengenai penelitian dan pendekatan teoretis yang berbeda untuk memahami dampak perceraian orang tua.
13. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Remaja Putri terhadap Perilaku Kekerasan dalam Pacaran di SMA “X” Kota Semarang
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/12773
Objek : Hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja putri dengan perilaku kekerasan dalam pacaran di SMA X Semarang.
Teori/Pendekatan : Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara variabel pengetahuan dan sikap remaja putri dengan perilaku kekerasan dalam pacaran.
Analisis :
Hasil analisis ini didapat dari data yang dikumpulkan melalui metode random sampling pada 85 siswi aktif di SMA X Semarang. Analisis dilakukan dengan uji statistik Chi Square untuk menentukan hubungan antara umur, jenjang kelas, sikap, sarana prasarana, dukungan keluarga, dukungan teman, dan dukungan guru dengan perilaku kekerasan dalam pacaran.
Kesimpulan :
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara umur, tingkat pendidikan, sikap, sarana prasarana, dukungan keluarga dan teman dengan perilaku kekerasan dalam pacaran di SMA X Semarang. Namun pengetahuan dan dukungan guru tidak berhubungan dengan perilaku ini.
Perbandingan :
Perbandingannya dengan artikel yang saya analisis, Meskipun artikel ini berfokus pada hubungan antar variabel dalam konteks kekerasan dalam pacaran, artikel ini dapat dibandingkan dengan artikel “Dua Garis Biru” dalam konteks kekerasan dalam pacaran. dampaknya, mungkin dengan pendekatan semiotik.
14. ANALISIS HERMENEUTIK ATAS DIALOG PADA FILM DILAN 1990 BAGI PENEGUHAN CINTA SUAMI ISTRI DI ERA MILENIAL
http://jos.unsoed.ac.id/index.php/wk/article/view/2573
Objek : Pesan moral dalam film Dilan tahun 1990 yang berfokus pada institusi pernikahan bagi generasi Milenial.
Teori/Pendekatan : Pendekatan hermeneutic
Menganalisis pesan moral dalam film. Hermeneutika dipahami sebagai suatu teori penafsiran teks, dengan Schleiermacher sebagai salah satu filsuf utama yang memandang pemahaman intuitif sebagai kunci merekonstruksi pikiran pengarang.
Analisis :
Hasil penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif interpretatif dan fokus pada dialog-dialog film Dilan tahun 1990. Pesan moral dalam film tersebut dianalisis dalam konteks institusi pernikahan bagi generasi Milenial.
Kesimpulan :
Hasil analisis menegaskan bahwa keharmonisan kehidupan pria dan wanita dalam film Dilan tahun 1990 memiliki dinamika yang memperkuat keharmonisan dan mengantarkan pasangan menuju kehidupan bahagia. Artikel tersebut juga membahas persoalan perilaku dan sikap moral dalam kehidupan berumah tangga serta mengaitkannya dengan ciri-ciri generasi Milenial.
Perbandingan :
Begitu pula juga artikel "Dua Garis Biru" dapat melibatkan aspek semiotika dalam menafsirkan pesan moral dan nilai-nilai yang disampaikan melalui film.
15. ANALISIS PENCARIAN INFORMASI REMAJA GENERASI Z DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN BELANJA ONLINE
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/KOMUNIKOLOGI/article/view/8377
Objek : Proses pencarian informasi belanja online generasi Z
Teori/Pendekatan : Penelitian ini menggunakan pendekatan mix method,
menggabungkan angket dan wawancara mendalam. Teori konsumerisme dan perilaku konsumen generasi Z dapat digunakan sebagai dasar pemahaman.
Analisis :
Proses pencarian informasi belanja online Generasi Z dianalisis dengan mengkaji sumber informasi utama seperti review produk e-commerce, media sosial, dan pertanyaan dari teman. Data dianalisis untuk menentukan preferensi dan alasan pengambilan keputusan tersebut.
Kesimpulan :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Generasi Z, lebih cenderung mengandalkan review produk e-commerce sebagai sumber informasi utama ketika berbelanja online. Faktor seperti kepercayaan terhadap review produk dan kepedulian terhadap pendapat orang lain menjadi motivasi utama dalam mencari informasi tentang belanja online.
Perbandingan :
Sedangkan dengan artikel yang saya analisis film "Dua Garis Biru" bisa melibatkan aspek semiotika, dengan mengeksplorasi cara generasi Z menafsirkan pesan visual dan simbolik dalam platform belanja online serta bagaimana hal ini memengaruhi perilaku konsumen mereka.
16. TREND BERAGAMA REMAJA ERA MILENIAL : ANALISIS PERILAKU SISWA SMA DI JAWA TENGAH
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/fikrah/article/view/4007
Objek : Perilaku keagamaan siswa SMA di Jawa Tengah
Teori/Pendekatan : Metode kuantitatif
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan fokus pada konsep moralitas dalam konteks keagamaan. Teori agama dan etika dapat menjadi dasar untuk menganalisis tren perilaku keagamaan generasi muda.
Analisis :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa SMA di wilayah tersebut memiliki tren tinggi dalam akhlak terhadap guru dan orang tua, sementara akhlak terhadap Allah dan Rasul menunjukkan posisi paling rendah. Kesimpulan dapat diambil dari analisis ini untuk memberikan gambaran tren perilaku keagamaan remaja di tengah kemajuan teknologi.
Kesimpulan :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa SMA di wilayah tersebut memiliki tren tinggi dalam akhlak terhadap guru dan orang tua, sementara akhlak terhadap Allah dan Rasul menunjukkan posisi paling rendah. Kesimpulan dapat diambil dari analisis ini untuk memberikan gambaran tren perilaku keagamaan remaja di tengah kemajuan teknologi.
Perbandingan :
Sedangkan dengan artikel film “Dua Garis Biru” sifatnya beda, namun mungkin saja mengandung aspek semiotik dalam konteks keagamaan. Bagaimana dimana remaja sekarang menggunakan dan menafsirkan simbol-simbol agama dalam kecenderungan perilaku keagamaannya dapat dibandingkan dengan analisis semiotika dalam artikel “Dua Garis Biru”.
17. ANALISIS POSTER FILM JAMES BOND KARYA ANDREANUS GUNAWAN
https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/1521404
Objek : Profil seorang Andreanus Gunawan, mantan pelukis poster film bioskop di Surabaya, dan analisis struktur desain dalam salah satu karyanya, yaitu "James Bond: Diamonds Are Forever".
Teori/Pendekatan : Pendekatan deskriptif
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif untuk mendeskripsikan profil pelukis poster film dan struktur desain yang terkandung dalam karyanya. Teori desain grafis dapat digunakan sebagai landasan untuk menganalisis elemen-elemen dalam poster film.
Analisis : Profil Andreanus Gunawan akan dijelaskan dengan fokus pada pengalaman dan karyanya sebagai pelukis poster film. Selanjutnya, analisis akan dilakukan terhadap struktur desain poster "James Bond: Diamonds Are Forever", dengan memerhatikan elemen-elemen visual, tipografi, dan komposisi.
Kesimpulan :
Hasil penelitian akan menghasilkan deskripsi mendalam tentang profil Andreanus Gunawan sebagai pelukis poster film dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang struktur desain dalam karya spesifiknya, "James Bond: Diamonds Are Forever".
Perbandingan :
Meskipun fokusnya berbeda, artikel ini dapat dibandingkan dengan artikel yang saya analisis "Dua Garis Biru" dalam konteks penggunaan elemen visual dan tipografi dalam pesan visual. Analisis semiotika dari "Dua Garis Biru" mungkin dapat memberikan wawasan tambahan dengan cara elemen-elemen tersebut digunakan dalam poster film.
18. ANALISIS SEMIOTIKA SAUSSURE PADA KARYA POSTER MAHARANI YANG BERJUDUL “SAVE CHILDREN”
https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/2312649
Objek : Poster "Save Children" karya Maharani yang mengangkat tema kebebasan anak dalam berekspresi.
Teori/Pendekatan : Semiotika
Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika sebagai landasan teoretis, dengan fokus pada kajian ilmu mengenai tanda yang ada dalam kehidupan manusia serta makna dibalik tanda tersebut. Teori kebebasan berekspresi dan hak asasi manusia dapat digunakan sebagai dasar pemahaman.
Analisis :
Analisis dilakukan terhadap sistem tanda yang terdapat dalam poster "Save Children" karya Maharani. Ini melibatkan dekonstruksi elemen-elemen visual, simbol, dan pesan yang diungkapkan dalam poster tersebut. Penggunaan warna, gambar, dan kata-kata menjadi bagian dari analisis semiotika.
Kesimpulan :
Hasil analisis semiotika akan memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana poster ini menyampaikan pesan mengenai kebebasan berekspresi anak. Kesimpulan artikel akan merangkum temuan dan signifikansi dari analisis semiotika tersebut.
Perbandingan :
Perbandingan dengan Film "Dua Garis Biru" bisa dilakukan dalam konteks bagaimana pesan-pesan visual disampaikan melalui tanda-tanda dalam kedua media tersebut. Analisis semiotika "Dua Garis Biru" mungkin menyoroti aspek-aspek visual yang digunakan dalam film untuk menyampaikan pesan tertentu.
19. ANALISI BAHASA VISUAL PADA POSTER KAMPANYE PILPRES 2014
https://repository.um.ac.id/14375/
Objek : Poster kampanye Pilpres 2014
Teori/Pendekatan : Teori Bahasa Visual dan Metode deskriptif kualitatif
Analisis :
Analisis dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, membahas prinsip-prinsip poster yang digunakan, penggunaan elemen-elemen dan unsur-unsur bahasa visual pada poster, serta keseluruhan tampilan visualisasi poster kampanye Pilpres 2014.
Kesimpulan :
Hasil Analisis Artikel ini memberikan deskripsi prinsip-prinsip poster, penggunaan elemen bahasa visual, dan keseluruhan tampilan visualisasi poster kampanye Pilpres 2014 berdasarkan hasil analisis. Kesimpulan artikel merangkum makna dan signifikansi dari tampilan poster tersebut.
Perbandingan :
Sedangkan perbandingan dengan "Dua Garis Biru" bisa dilakukan dalam konteks cara penyampaian pesan visual, peran bahasa visual dalam kedua konteks media tersebut, serta dampaknya terhadap pemirsa atau pemilih. Artikel "Dua Garis Biru" menggunakan teori semiotika, yang berbeda dengan teori bahasa visual yang digunakan dalam artikel ini.
20. STUDI ANALISIS GAYA VISUAL POSTER FILM BIOSKOP INDONESIA DENGAN GENRE DRAMA 1990-2003
https://repository.petra.ac.id/5442/
Objek : Poster film bioskop Indonesia
Teori/Pendekatan : Pendekatan analisis visual komunikasi
Analisis :
Analisis dilakukan terhadap perkembangan dalam isi cerita dan gaya visual pada poster film bioskop Indonesia dari tahun 1990 hingga 2003. Elemen-elemen seperti ilustrasi, warna, tipografi, dan tata letak/layout akan dianalisis untuk memahami perubahan dan tren yang terjadi.
Kesimpulan :
Hasil penelitian ini bertujuan memberikan gambaran tentang evolusi poster film bioskop Indonesia dari 1990-2003, menyoroti perubahan dalam aspek isi dan gaya visual. Kesimpulan artikel mencakup temuan-temuan penting terkait dengan perkembangan tersebut.
Perbandingan :
Sedangkan pendekatan yang berbeda dengan "Dua Garis Biru," yang menggunakan teori semiotika. Perbandingannya dengan mengeksplorasi cara kedua artikel mendekati analisis visual dan dampaknya terhadap pemirsa atau penonton.
21. Analisis Keterikatan Karyawan terhadap Pekerjaan dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja dan Turnover Intentions Karyawan di Rumah Sakit Siloam Manado
https://www.neliti.com/publications/2812/analisis-keterikatan-karyawan-terhadap-pekerjaan-dan-lingkungan-kerja-terhadap-k
Objek : Karyawan RS Siloam Manado sebagai populasi penelitian.
Teori/Pendekatan : Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis jalur (path analysis)
Analisis :
Analisis dilakukan dengan teknik analisis jalur untuk mengevaluasi pengaruh variabel-variabel seperti job embeddedness, lingkungan kerja, dan kepuasan kerja terhadap turnover intention.
Kesimpulan :
Hasil penilitian in menyatakan bahwa job embeddedness dan lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja, tetapi berpengaruh negatif terhadap turnover intention. Kesimpulan ini dapat memberikan saran atau rekomendasi untuk meningkatkan manajemen SDM di RS Siloam Manado.
Pebandingan :
Sedangkan berbeda dengan Artikel "Dua Garis Biru" yang lebih berorientasi pada analisis semiotika dalam konteks film. Meskipun berbeda pendekatan, keduanya melibatkan analisis terhadap faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan atau dampak tertentu.
22. ANALISIS RESEPSI PELECEHAN SEKSUAL PEREMPUAN
https://etd.umy.ac.id/id/eprint/33613/
Objek : Pemaknaan remaja perempuan terhadap pelecehan seksual
Teori/Pendekatan : Metode penelitian kualitatif
Menggunakan analisis resepsi sebagai pendekatan. Dalam konteks ini, artikel dapat merujuk pada teori komunikasi dan teori sosial yang relevan dengan pemaknaan remaja perempuan terhadap pelecehan seksual.
Analisis :
Analisis data dilakukan dengan mengidentifikasi pemaknaan yang muncul dari keenam informan. Pemaknaan ini dikategorikan ke dalam posisi dominan, negosiasi, dan oposisi, serta mempertimbangkan latar belakang informan dari kalangan remaja masjid dan aktivis perempuan.
Kesimpulan :
Hasil penelitian menunjukkan variasi pemaknaan remaja perempuan terhadap konstruksi pelecehan seksual perempuan. Kesimpulan artikel dapat merinci perbedaan dan persamaan dalam pemaknaan serta implikasinya terhadap pandangan masyarakat.
Perbandingan :
Meskipun berbeda dalam konteks dan objek penelitian, kedua artikel melibatkan analisis terhadap pemaknaan dan konstruksi suatu isu.
23. ANALISIS PENGARUH GAME ONLINE TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN REMAJA
https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/oasis/article/view/7700
Objek : Pengaruh penggunaan game online pada perilaku keagamaan remaja.
Teori/Pendekatan : Pendekatan deskriptif kualitatif.
Teori-teori yang relevan dengan perilaku keagamaan dan dampak penggunaan game online dapat digunakan untuk mendukung analisis.
Analisis :
Analisis data dilakukan dengan mengeksplorasi faktor-faktor yang terkait dengan objek penelitian, yakni pengaruh penggunaan game online terhadap perilaku keagamaan remaja. Proses analisis melibatkan pemahaman mendalam terhadap pengalaman dan pandangan remaja terkait isu tersebut.
Kesimpulan :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara penggunaan game online terhadap perilaku keagamaan remaja. Kesimpulan menggambarkan sejauh mana penggunaan game online dapat membentuk atau memengaruhi dimensi keagamaan remaja.
Perbandingan :
Sementara "Dua Garis Biru" bisa mengaitkan dengan dampak media pada dinamika keluarga dengan menggunakan teori semiotika.
24. ANALISIS KARAKTERISTIK PEROKOK PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PROVINSI GORONTALO
https://repository.ung.ac.id/en/skripsi/show/841414093/analisis-karakteristik-perokok-pada-penderita-hipertensi-di-provinsi-gorontalo.html
Objek : Karakteristik perokok yang menderita hipertensi
Teori/Pendekatan : Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dengan pendekatan deskriptif.
Analisis :
Analisis dilakukan secara deskriptif untuk mengidentifikasi karakteristik perokok yang juga menderita hipertensi. Data melibatkan faktor-faktor seperti jenis rokok, jumlah rokok per hari, cara menghisap, dan riwayat merokok.
Kesimpulan :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas penderita hipertensi dalam populasi ini adalah perokok aktif, dengan karakteristik tertentu seperti jenis rokok, jumlah rokok per hari, cara menghisap, dan riwayat merokok yang dapat diidentifikasi. Kesimpulan artikel memberikan gambaran terkait karakteristik perokok pada kelompok penderita hipertensi.
Perbandingan :
Sementara film "Dua Garis Biru" mungkin terkait dengan karakteristik dan dinamika keluarga dalam konteks teori semiotika.
25. PERAN PERSEPSI KEHARMONISA KELUARGA DAN KONSEP DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN KENAKALAN REMAJA PADA SISWA
https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/33028
Objek : Siswa SMPN 20 Surakarta Jawa Tengah.
Teori/Pendekatan : Pendekatan psikologis dan metode stepwise.
Analisis :
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi, khususnya dengan metode stepwise. Hasil analisis menunjukkan bahwa keharmonisan keluarga dan konsep diri secara bersamasama berkontribusi pada kecenderungan kenakalan remaja, dengan konsep diri memberikan sumbangan efektif yang lebih besar.
Kesimpulan :
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa persepsi keharmonisan keluarga dan konsep diri berperan dalam mempengaruhi kecenderungan kenakalan remaja. Hasil analisis menunjukkan bahwa konsep diri memiliki peran lebih besar dalam menjelaskan variabilitas kecenderungan kenakalan remaja dibandingkan dengan keharmonisan keluarga.
Perbandingan :
Sementara Film "Dua Garis Biru" mungkin menggunakan teori semiotika untuk menganalisis tanda-tanda dalam dinamika keluarga, sedangkan artikel ini lebih berfokus pada dampak persepsi keharmonisan keluarga dan konsep diri terhadap perilaku remaja.
26. ANALISIS VIKTIMOLOGI PADA FENOMENA TAWURAN KELOMPOK ANAK REMAJA DI DKI JAKARTA
https://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=2842750&val=13365&title
Objek : Fenomena tawuran kelompok anak remaja atau geng delinkuensi di masyarakat kota.
Teori/Pendekatan : Pendekatan fenomenologi
Analisis :
Analisis dilakukan dengan mengeksplorasi dan memahami pengalaman korban dan pelaku tawuran anak remaja. Fokus pada viktimisasi sebagai hasil dari interaksi kompleks antara individu, kelompok, dan struktur sosial.
Kesimpulan :
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dalam konteks tawuran anak remaja, peran korban dan pelaku tidak selalu terpisah secara tegas. Keterlibatan dalam tawuran dapat membuat individu berada dalam kedudukan ganda, dan dampaknya dapat bervariasi tergantung pada struktur sosial dan norma kelompok.
Perbandingan :
Sementara film "Dua Garis Biru" mungkin menggunakan teori semiotika untuk menganalisis tanda-tanda dalam dinamika keluarga, sedangkan artikel ini lebih berfokus pada dampak viktimisasi dalam konteks tawuran anak remaja dengan pendekatan fenomenologi.
27. ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA CINTA PADA LIRIK LAGU “TAK SEKEDAR CINTA” KARYA DNANDA
https://ejournal.bbg.ac.id/metamorfosa/article/view/1405
Objek : Lagu “Tak Sekedar Cinta” Karya Dnanda
Teori/Pendekatan : Semiotika dan Metode kualitatif interpretatif.
Analisis :
Hasil kajian semiotika Roland Barthes pada lirik lagu “Tak Sekedar Cinta” karya Dnanda adalah sebagai berikut. Makna denotasi dari lirik lagu “Tak Sekedar Cinta” adalah kekuatan cinta yang penulis lagu harapkan ia dapatkan dari pasangannya. Kemudian makna konotasi yang terkandung dalam lirik lagu ini yaitu keinginan penulis lagu terhadap pasangannya agar menjaga cintanya dengan kesetiaan. Sedangkan mitos yang terdapat dalam lirik lagu ini yaitu penulis lagu ingin mengatakan bahwa dalam setiap hubungan yang dibangun dengan cinta pasti akan abadi walaupun kadang menyakitkan.
Kesimpulan :
Penelitian ini mengkaji mengenai makna cinta pada lirik lagu “Tak Sekedar Cinta” karya Dnanda dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Dalam analisis semiotika Roland Barthes ini mengkaji mengenai makna denotasi, konotasi, dan mitos mengenai makna “Cinta” yang terdapat pada lirik lagu tersebut.
Perbandingan :
Artikel ini menjadi referensi saya karena menganalisis dengan teori dan tema yang sama, yaitu teori Semiotika dan tema Cinta/Percintaan. Dan menurut saya pun dengan memakai teori ini bisa menjawab rumusan-rumusan masalah yang ada.
28. ANALISIS KAJIAN SEMIOTIKA DALAM PUISI CHAIRIL ANWAR MENGGUNAKAN TEORI CHARLES SANDERS PIERCE
https://journal.ubm.ac.id/index.php/semiotika/article/view/2498
Objek : Puisi Chairil Anwar
Teori/Pendekatan : teori semiotik Charles Sanders Pierce dan metode deskriptif kualitatif
Analisis:
Berdasarkan hasil analisis data yang didasarkan subjek berupa ikon, indeks, dan simbol yang ditemukan dalam puisi karya Chairil Anwar ini terdapat kombinasi yang penuh dan signifikan. Dalam kajian ini diperoleh data (1) sebagian besar teks puisi merupakan indeks, (2) sebagian kecil teks puisi merupakan ikon, dan (3) terdapat teks puisi merupakan simbol. Pada hubungan judul dan isi teks: judul sebagai indeks dan sebagai ikon bagi isi teks, sedangkan simbol hanya berwujud kata/frase metaforik.
Kesimpulan :
Penelitian ini bertujuan mengetahui makna tanda pada puisi karya Chairil Anwar dengan menggunakan teori semiotik Charles Sanders Pierce berdasarkan objeknya berupa ikon, indeks, dan simbol. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penulis menggunakan sembilan data yang diperoleh dari 3 puisi dalam puisi ”Derai-Derai Cemara”, ”Pada Sebuah Kamar”, dan ”Yang Terampas dan Yang Putus” karya Chairil Anwar. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik membaca dan mencatat.
Perbandingan :
Artikel ini menjadi referensi saya karena memiliki analisah dengan teori semiotika yang berbeda atau dari pendapat yang berbeda, namun tidak memungkiri bahwa artikel ini dapat membatu saya dalam menganalisis film Dua Garis Biru.
29. ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA KESENDIRIAN PADA LIRIK LAGU “RUANG SENDIRI” KARYA TULUS
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/SEMIOTIKA/article/view/10447
Objek : Lagu “Ruang Sendiri” Karya Tulus
Teori/Pendekatan : Teori semiotika Roland Barthes
Analisis :
Dalam kajian ini digunakan teori semiotika Roland Barthes untuk menjelaskan denotasi, konotasi, dan mitos dari makna “kesendirian” yang terkandung dalam lirik lagu tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif interpretif atau cara berpikir induktif, yaitu cara berpikir dari khusus ke umum. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen, yaitu penelusuran dan perolehan dari berbagai sumber yang terdapat data yang diperlukan. Hasil kajian semiotika terhadap lirik lagu “Ruang Sendiri” sebagai berikut. Makna denotasi dari lirik lagu “Ruang Sendiri” adalah keinginan penulis lagu merasakan rasanya sendiri, bebas, dan tanpa kekasih bersamanya. Konotasinya penulis merasa adanya rasa bosan terhadap pasangannya, tidak tahu lagi bagaimana perasaannya kepada pasangannya.
Kesimpulan :
Artikel ini mengkaji makna kesendirian pada lirik lagu “Ruang Sendiri” karya Tulus
melalui analisis semiotika Roland Barthes. Adapun makna yang diungkapkan adalah
makna denotasi, konotasi, dan mitos.
Perbandingan :
Sama halnya dengan objek yang saya bahas, dimana terdapat rumusan masalah mengenai representasi. Selain menggunakan teori yang sama, makna dari lagu Tulus ini membantu saya untuk membuat kesimpulan lain mengenai artikel saya.
30. Konsep Cinta Pada Puisi-Puisi Karya Sapardi Djoko Damono: Analisis Semiotika Carles Sanders Pierce
https://scholar.archive.org/work/sx5kps6dnzezjk24qnbymbk5ru/access/wayback/https://jurnal.uai.ac.id/index.php/SH/article/download/436/pdf
Objek : Puisi-Puisi Karya Sapardi Djoko Damono
Teori/Pendekatan : teori Semiotika
Analisis :
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep cinta pada puisi-puisi Sapardi Djoko Damono ditemukan dalam tataran diksi, citraan, dan gaya bahasa. Konsep cinta yang ditemukan pada tataran struktur tersebut menjadi bagian penting dalam memahami puisi secara keseluruhan dan memaknai puisi-puisi tersebut.
Kesimpulan :
Artikel ini membahas konsep cinta pada puisi-puisi karya Sapardi Djoko Damono. Masalah yang muncul dalam artikel ini adalah: bagaimana konsep cinta direpresentasi dalam puisi-puisi karya Sapardi Djoko Damono; serta bagaimana pemaknaan konsep cinta tersebut dilihat dari penggunaan tanda-tanda di dalam puisi. Berdasarkan permasalahan tersebut, konsep cinta aka dibahas pada kekuatan tanda yang hadir di dalam puisi. Tanda-tanda tersebut kemudian dianalisis berdasarkan teori semiotika yang dikemukakan oleh Pierce, yakni dengan memperhatikan representament, object, dan interpretant.
Perbandingan :
Artikel ini menjadi referensi saya karena objek yang diteliti bertemakan cinta, teori semiotika, dan merepresentasikan permasalahan cinta dalam bentuk puisi. Sehingga saya mendapatkan pandangan dalam bentuk yang berbeda,
Sumber Artikel : Google Scholar
- Muhammad Rafi Arhab -
Komentar
Posting Komentar