Analisa 3 Karya Menggunakan Teori Mimesis dan Teori Significant Form
Nama : Muhammad Rafi Arhab
Kelas : R3I
NPM : 202246500692
Mata Kuliah : Filsafat Seni
Dosen : Dr.Sn. Angga Kusuma Dawami M. Sn
3 Karya Desain Menggunakan Teori Mimesis dan Significant From
Hasil Analisis
1. Karya : Uncanny Valley
Karya ini menggambarkan seseorang yang menghadap ke belakang. Karya ini menggambarkan bahwa terkadang hidup membuat kita harus melihat ke belakang, bukan sebagai tanda keraguan tetapi sebagai pelajan agar nanti disaat melihat ke depan tidak mengulanginya lagi. Menghadap ke belakang kita temukan jejak-jejak perjalanan dan kenangan yang bermakna serta pengalaman ssehingga membentuk diri saat ini karena sudah melewati itu semua.
Dilihat dari teori mimesis :
Kreator ini memebuat sebuah karya seseorang wanita yang menghadap ke belakang. Dengan teori mimesis Aristoteles karya ini bisa dikatakan sebagai seni karena Seniman telah merepresentasikan pengalaman melalui karyanya.
Dilihat dari teori significant form :
Pada karya ini terdapat Bentuk significant Form, karya tersebut tediri dari warna-warna pada objek manusia dibuat abstrak dengan latar yang gelap berwarna hitam. Pada karya Uncanny Valley terdapat unsur titik, garis dan bidang. serta pada karya ini menimbulkan emosi estetis berupa Empatis.
2. Karya : The Prison
Dilihat dari teori mimesis :
Karya ini merepresentasikan gagasan aristoteles tentang mimesis, dimana manusia cenderung mengejar pemahaman mendalam tentang alam semesta yang mengelilingi mereka. Manusia sering merasa telah menjelajahi setiap sudut bumi, dari puncak tertinggi hingga dasar lautan terdalam, dan mereka telah mencatat semua penemuan mereka.
Dilihat dari significant form :
Pada karya ini terdapat bentuk significant form, karya tersebut terdiri dari unsur bidang-bidang geometris yang disusun sehingga tersusun bangunannya. Pada karya ini juga terdapat significant form berupa emosi estetis formalistis. terbentuk dari struktur atau komponen unsur bidang dan warna, tanpa menimbulkan emosi estetis empatis.
3. Karya : Fragment
Piramid adalah bangun tiga dimensi yang memiliki bentuk khas, dengan dasar segitiga dan sisi-sisi yang bertemu di satu titik puncak. Seniman juga memperhatikan proporsi segitiga dasar piramid, sudut-sudut, tinggi piramid dan dimensi lainnya. Pada karya ini menimbulkan emosi estetis berupa formalistis. Emosi estetis formalistis yang didapatkan dari komposisi dan bentuk estetis pada karya.
Kesimpulan :
Teori mimesis Plato, mimesis Aristoteles, dan significant form Clive Bell adalah tiga konsep penting dalam memahami karya seni. Masing-masing teori ini memberikan sudut pandang berbeda dalam mengevaluasi karya seni
Pertama, Plato, seorang filsuf Yunani kuno, berpendapat bahwa seni adalah salinan atau tiruan dari realitas yang sudah ada. Menurutnya, seni adalah pantulan dari dunia material yang kurang sempurna dan tidak dapat dianggap sebagai pengetahuan yang sejati. Karya seni, menurut teori mimesis Plato, adalah hanya bayangan.
Kemudian yang kedua, Aristoteles mengembangkan konsep mimesis dengan pandangan yang berbeda. Baginya, seni bukan sekadar meniru dunia nyata, tetapi seni adalah cara untuk merepresentasikan pengalaman manusia dalam bentuk yang lebih mendalam dan bermakna. Aristoteles menganggap seni sebagai sarana untuk memahami realitas dan emosi manusia melalui karya seni. Dalam konteks karya "Uncanny Valley," pemahaman Aristoteles tentang mimesis muncul ketika seniman merepresentasikan pengalaman hidup seseorang yang menghadap ke belakang sebagai cara untuk memahami perjalanan hidup dan pengalaman manusia.
Dan yg ketiga, Clive Bell memperkenalkan teori significant form. Ia berpendapat bahwa karya seni memiliki bentuk yang signifikan yang dapat membangkitkan emosi estetis pada pemirsa. Bentuk ini adalah kombinasi dari unsur-unsur seperti garis, warna, dan komposisi yang menciptakan pengalaman estetis yang kuat dan merangsang. Dalam karya "The Prison," seniman mungkin lebih berfokus pada bentuk dan komposisi geometris yang menciptakan kesan tentang keajaiban teknik dan arsitektur kuno yang belum diungkapkan.
Secara keseluruhan, teori mimesis Plato dan Aristoteles menekankan pada hubungan antara karya seni dan dunia nyata, sementara significant form Clive Bell lebih berfokus pada pengalaman estetis formalis dari karya seni. Ketiga teori ini memberikan pandangan yang berbeda dalam menghargai dan menginterpretasi seni, dan pemahaman terhadapnya membantu kita mengapresiasi keragaman dan kompleksitas seni dalam berbagai bentuknya.
Komentar
Posting Komentar